Jakarta, 20 Mei 2025-
INVESTIGASINRAKYAT NEWS
Dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional ke-117, Ikatan Alumni
FKUI (ILUNI FKU) bersama Badan Eksekutif Mahasiswa Senat Mahasiswa FKUI (BEM SM FKUI)
menyelenggarakan acara Mimbar Bebas Salemba Bergerak di Aula IMERI FKU, Salemba, Acara ini
berlangsung dari pukul 13.00 hingga 15.30 WIB dan dihadiri oleh mahasiswa, dosen, alumni, serta tokoh-
tokoh penting di bidang pendidikan kedokteran dan kesehatan Indonesia.
Acara ini merupakan respons atas berbagai kebijakan Kementerian Kesehatan yang belakangan mendapat
kritik keras dari 158 Guru Besar FKUI, yang telah menyampaikan pernyataan sikap bertajuk Salemba
Berseru pada 16 Mei 2025. Kebijakan-kebijakan tersebut dinilai berpotensi menurunkan mutu pendidikan
kedokteran, termasuk pendidikan dokter spesialis, serta mengancam kualitas pelayanan keschatan bagi
masyarakat Indonesia.
Bertindak sebagai Pembawa Acara adalah Dr Eko Wahju ‘Tjahjono, yg khusus datang dari Purwokerto, dan
Yusuf, mahasiswa tingkat 2 FKUI.
Dalam orasinya, Dr. dr. Wawan Mulyawan, SpBS, Subspes N-TB, SpKP, AAK, sclaku Ketua Umum
ILUNIFKUI, menegaskan bahwa menjaga kualitas pendidikan kedokteran adalah bentuk perjuangan untuk
masa depan bangsa yang sehat dan berkeadilan.
“Hari Kebangkitan Nasional selalu mengingatkan kita pada semangat Boedi Oetomo yang menyatukan
berbagai elemen masyarakat untuk membangun fondasi kemerdekaan. Hari ini, kita butuh semangat
kebangkitan yang sama, untuk melindungi kedaulatan pendidikan kedokteran dan kesehatan rakyat
Indonesia,” tegasnya.
Wawan menyoroti sejumlah isu penting, termasuk penyederhanaan proses pendidikan dokter, pemisahan
fungsi akademik dari rumah sakit pendidikan, pengurangan independensi kolegium, serta potensi
penurunan standar kompetensi dokter.
“Pendidikan kedokteran bukan sekadar pelatihan teknis. la adalah proses mendalam untuk membentuk
profesional kesehatan yang memegang tanggung jawab moral tertinggi, menjaga nyawa manusia,” tegas
Wawan.
Sementara itu, Ketua BEM IKM FKUI, M. Thoriq, dalam orasinya menyampaikan keprihatinan atas arah
kebijakan kesehatan yang diambil pemerintah, terutama oleh Kementerian Kesehatan, yang dinilai tidak
melibatkan komunitas akademik dan profesi secara inklusif.
“Kami berdiri di sini karena kami peduli. Kami tidak bisa diam ketika masa depan profesi kami, dan
/05/20 16:41
nkRGLonesiaien kami kelak, dipertaruhkan oleh kebijakan yang terburu-buru, sentralistik, dan mini
-ialog, Kami menuntut partisipasi bermakna dari institusi pendidikan dan organisasi profesi dalam setiap
RA NEWSbiiakan kesehatan nasional”, imbuh Thorq.
TEGAKKAN MARTABAT PENDIDIKAN KEDOKTERAN, SELAMATKAN MASA DEDAM
KESEHATAN INDONESIA!
Orasi: Dr. dr. Wawan Mulyawan, SpBS, Subspes N-TB, SpKP. AAK
Ketua Umum ILUNI FKUI
Dalam Rangka Peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke-117
Jakarta, 20 Mei 2025
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Yth Para Guru Besar dan guru-guru kami yang sangat kami hormati hingga akhir hayat,
Saudara-saudari alumni FKUl yang saya banggakan,
Adik-adik mahasiswa yang saya cintai,
Para pejuang kesehatan Indonesia yang saya hormati,
Seluruh hadirin yang berbahagia,
Di hari yang bersejarah ini, tepat 117 tahun setelah kebangkitan nasional pertama
Kita, saya berdiri di hadapan Anda semua bukan hanya sebagai Ketua Umum ILUNI FKUI,
tetapi sebagai putra bangsa yang merasa terpanggil untuk menyuarakan kebangkitan
kesadaran baru demi masa depan kesehatan Indonesia!
Hari Kebangkitan Nasional selalu mengingatkan kita pada semangat Boedi Oetomo
yang menyatukan berbagai elemen masyarakat untuk membangun fondasi kemerdekaan.
Hari ini, di tahun 2025, kita membutuhkan semangat kebangkitan yang sama untuk menjaga
kedaulatan pendidikan kedokteran dan kesehatan bangsa kita!
Seruan “Salemba Berseru” yang ditandatangani oleh 158 Guru Besar Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia Jumat 16 Mei 2025 adalah manifestasi dari semangat
kebangkitan itu. Ini bukanlah sekadar pernyataan protes, melainkan panggilan moral untuk
melindungi fondasi pelayanan kesehatan Indonesia!
PENDIDIKAN KEDOKTERAN BUKAN SEKADAR PROSES TEKNIS!
Sejak kapan kita menerima bahwa dokter bisa dilahirkan melalui proses pendidikan
disederhanakan? Sejak kapan kita rela menurunkan standar kompetensi dokter yang
akan menangani nyawa kita, keluarga kita, dan anak cucu kita? ITU NONSENSE !
yang
Pendidikan dokter bukanlah pelatihan teknis semata! Ini adalah proses
nembertkar PROFESIONAL KESEHATAN dengan tanggung jawab moral tertinggi
nyawa manusia! Para Guru Besar dengan tegas menyatakan bahwa pendidikan
2025/05/20
i pelayanan, pengajaran, dan penelitian sesuai
Kita tidak bisa berkompromi dengan standar mutu ketika mnenyangkut kesslarnta
pasien!
JANGAN RUSAKKAN EKOSISTEM YANG TELAH TERBANGUN!
Saudara-saudari seperjuangan,
Dari “Salemba” – tempat bersejarah dimana pendidikan dokter Indonesia berakar
kita menyaksikan upaya-upaya yang mengancam ekosistem pendidikan kedokteran yang
telah dibangun selama puluhan tahun. Ekosistem yang mengintegrasikan fakultas
kedokteran dan rumah sakit pendidikan. Dimana dokter-dosen yang juga praktisi secara
bersamaan menjalankan fungsi pelayanan, pendidikan, dan penelitian.
Kini, pemisahan fungsi akademik dari rumah sakit pendidikan mengancam seluruh
ekosistem ini! Bagaimana mungkin kita merusak sistem yang telah berhasil menghasilkan
dokter-dokter Indonesia yang diakui kompeten selama puluhan tahun ?
Sebagai masyarakat, kita yang akan menanggung akibatnya ketika mutu pendidikan dokter
menurun!
INDEPENDENSI KOLEGIUM ADALAH GARIS PERTAHANAN TERAKHIR MUTU
KESEHATAN!
Kolegium kedokteran bukanlah sekadar lembaga administratif! Kolegium adalah
penjaga standar kompetensi, penjaga gerbang yang memastikan hanya dokter yang
kompeten yang boleh menangani pasien. Independensi kolegium mutlak diperlukan agar
standar profesi tidak dikompromikan oleh kepentingan jangka pendek!
Di seluruh dunia, negara-negara dengan sistem kesehatan terbaik menjaga
independensi kolegium mereka. Mengapa Indonesia justru bergerak mundur dengan
menempatkan kolegium sebagai subordinat dari lembaga pemerintah?
Kita tegaskan: Kolegium harus independen demi perlindungan tertinggi – keselamatan
pasien!
AKSES TANPA KUALITAS ADALAH JANJI KOsONG!
20 16x44ng berargumen bahwa perluasan akses lebih penting dari menjaga mutu. Ini
une Yang keuru dan berbahaya! Akses tanpa kualitas adalah janji kosong yang
embahayakan masyarakat!
NEWS
terpencil justru sangat membutuhkan dokter berkualitas tinggi.